Bahagia Keluarga Kristen: 2 Racun, 3 Sempurna

Tidak ada keluarga yang sempurna di dunia ini, akan tetapi untuk menjadi berbahagia, kita harus menghindari 2 racun yang meruntuhkan dan mengejar 3 hal yang mampu menyempurnakan keluarga kita. 

Racun Pertama: Dosa Seks 
Kolose 3:5-7 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.” 
Demi kebahagiaan dan keutuhan keluarga, kita tidak boleh hidup egois termasuk melakukan dosa tersembunyi. Kasih Tuhan itu gratis, tetapi ada harga yang harus dibayar untuk menjalani rencana-Nya. Untuk itu, kita harus bayar harga untuk hidup benar, menjauhi racun ini. Yang pertama adalah dosa seks. Dosa seks bukan hanya tentang perzinahan atau perselingkuhan, tapi juga masturbasi, pornografi, dan segala bentuk kompromi. Barangsiapa melakukan dosa seks, akan ada hubungan yang patah, baik dengan Tuhan maupun dengan keluarga. 
Tubuh kita bukan milik kita, tapi tubuh kita adalah bait suci. Persembahkan sebagai persembahan yang benar, persembahan yang hidup dan berkenan pada Allah.  
Apapun yang kita lakukan kepada tubuh kita, yang merusak dan menyebabkan kecanduan termasuk rokok, narkoba, yang merusak jiwa dan raga, itu akan merusak seluruh keluarga kita. Ketika kita bermain-main dengan dosa, kita sedang mempertaruhkan seluruh keluarga. Ada sesuatu di alam roh yang terjadi. 
Jika 1 orang menerima keselamatan dalam Tuhan Yesus, seisi rumah akan selamat. Jadi kita adalah pintu masuk, bisa pintu masuk untuk pekerjaan Tuhan atau untuk pekerjaan iblis. Pilihlah! 
Jika kita jatuh dalam dosa ini, minta maaf pada Tuhan, akui dosa kita, dan bertobatlah dengan sungguh-sungguh 

Racun Kedua: Dosa Lidah 
Kolose 3:8-11 “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang sakit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” 
Dosa lidah seperti kata-kata kemarahan, kotor, dusta, fitnah, kata-kata yang sifatnya diskriminasi, membunuh karakter, rasisme, dan kata-kata lainnya yang melukai, dapat merusak gambar diri orang lain, bisa merubah atmosfir menjadi keruh. Suami-istri, saat bertengkar janganlah memperkatakan hal-hal yang tidak pantas seperti "cerai", "berpisah", atau "menyesal menikah dengan dirimu". Berhentilah mengucapkan kata-kata yang mendukakan Roh Kudus di dalam keluarga kita. 
Dosa lidah bisa dikoreksi dengan lidah yang benar. Mencabut kata-kata memang susah karena orang yang dilukai akan susah melupakannya. Namun, dengan pertolongan Roh Kudus, asalkan ada pertobatan yang sungguh-sungguh, Tuhan akan mengurapi perkataan kita untuk memutar-balikkan atmosfir yang salah yang sudah terjadi. Ucapkanlah kata-kata yang positif, kata-kata yang memulihkan dan membangun, ucapkanlah firman Allah. 

Sempurna Pertama: Belas Kasihan dari Tuhan 
Kolose 3:12 “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” 
Apapun yang kita lakukan, harus selalu selaras dan dicerminkan dengan belas kasihan. Taburlah selalu belas kasihan dari Tuhan. Mungkin kita susah mengasihi, tapi ingatlah bahwa belas kasih ini bersumber dari Tuhan. Mintalah pada Tuhan untuk memberi kita kasih agar dapat mengasihi orang lain, bahkan untuk orang yang membenci atau yang melukai kita. Untuk itu, bersekutulah dengan Tuhan dan membaca firman karena Dialah sumber kasih. 

Sempurna Kedua: Pengampunan Setiap Kali 
Kolose 3:13-15 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” 
Sabar saja tidak cukup kalau kita tidak mengampuni. Itu hanya menahan, tetapi nanti akan meledak. Jadilah sabar dan mengampunilah tanpa perhitungan, karena tidak akan ada damai tanpa ada pengampunan atau jika ada dendam. Pengampunan mengundang kesabaran Tuhan atas hidup kita. Tidak ada keluarga yang sempurna. Namun saat kita saling mengampuni, saling memaafkan, Tuhan akan sempurnakan keluarga kita; seperti membeli waktu sorga untuk Tuhan bekerja lebih di kemudian hari karena berkenan pada Tuhan. 

Sempurna Ketiga: Perkataan Membangun yang Disengaja 
Kolose 3:16-17 “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” 
Perkataan membangun yang disengaja akan menyempurnakan keluarga. Mungkin susah untuk meminta maaf atau mengucapkan “I’m sorry” atau "I love you" karena tidak sesuai dengan tradisi keluarga kita selama ini kaku dan tidak ekspresif. 
Mungkin untuk mengekspresikan perkataan kasih tidaklah sesuai dengan kepribadian kita. Akan tetapi, demi menjadi berkat, ikutilah karakter Kristus. Jangan terpaku sesuai filsafat dunia untuk “menjadi diri sendiri”, tetapi belajarlah untuk memiliki karakter lebih baik dari diri kita saat ini. 
Jadilah "tukang pos" Tuhan dengan menyampaikan kasih Tuhan melalui ekspresi kata-kata kita kepada keluarga kita. 

Disarikan dari Khotbah Ps. Philip MAntofa, 8 Agustus 2020, Youtube & Instaagram Live
https://youtu.be/h5bHmxnRpO8

Saling mengampuni itu sama seperti membeli waktu sorgawi agar Tuhan dapat menyempurnakan keluarga kita yang tak sempurna.